Jakarta: Meski sudah mampu melindungi jutaan petani, namun asuransi pertanian masih menghadapi banyak tantangan. Salah satunya, masih rendahnya partisipasi petani.
Direktur Utama Jasidno Andy Samuel mengatakan asuransi pertanian penting bagi petani. Terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan ketidakpastian hasil panen.
“Asuransi pertanian dirancang untuk melindungi petani dari risiko gagal panen akibat bencana alam, serangan hama, atau penyakit tanaman," kata Andy melalui keterangan tertulis, Senin, 17 Februari 2025.
Untuk itu, Jasindo mengeluarkan asuransi pertanian bernama Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dia berharap AUTP yang telah berjalan sejak 2015 ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
“Dengan nilai pertanggungan sebesar Rp6 juta per hektare per musim tanam dan premi Rp180 ribu per hektare, program ini sangat terjangkau berkat subsidi pemerintah sebesar 80%. Petani hanya perlu membayar Rp36 ribu per hektare per musim tanam," kata Andy.
Hingga 2024, AUTP telah menjangkau jutaan petani di seluruh Indonesia. Asuransi pertanian ini juga sudah memberikan jaring pengaman finansial bagi petani.
Untuk menjangkau banyak petani, pemerintah berencana dan tengah mengkaji untuk mewajibkan petani mengakses AUTP. Tujuannya, agar lebih banyak petani yang terlindungi.
"Selain itu, digitalisasi dinilai menjadi salah satu kunci utama dalam mempercepat proses pendaftaran dan klaim," kata dia.
Melalui aplikasi Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP), Andy menjelaskan petani kini dapat mendaftarkan diri serta mengajukan klaim dengan lebih mudah dan transparan.
"Investasi dalam sektor agrifinance seperti ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan masa depan pertanian yang lebih sejahtera dan berkelanjutan,” kata Andy.